Tak Usah Lagi Kita Berpuisi
tanpa kita sadari
kita berpuisi dengan benci
dengan emosi
di kertas - kertas putih itu
kita letakkan potongan tangan, kaki, kepala
kita letakkan celana dalam bercecer sperma
sebagai barang bukti
kita berpuisi bercampur daki
Tak ada kah lagi puisi yang berisi bening mata air ?
mengapa ia kita campur ke ladang yang tak bernurani ?
sudahlah cukup mereka saja
kita tak usah
kita cari dunia yang lebih wangi
tanpa darah
tanpa caci!
Open Comments
Close Comments
2 comments for "Tak Usah Lagi Kita Berpuisi"
Good comments are very needed