Kami Adalah Budak-budak Cina
Kami adalah budak-budak cina yang menjual peluh tiga ribu perjam
kami adalah Batak, Jawa, Minang dan sebagainya
Kami adalah budak-budak cina yang bertempur sedari pagi
bermimpi tentang hardikan mata-mata cina
mulai dari satpam, pekerja hingga penjaga kantin
adalah jawa-jawa, batak dan minang yang melinang
Kami adalah budak-budak cina yang bermimpi duduk di ruang berpendingin
Pernah kami menitipkan sebuah harap pada seseorang bernama Soekarno
pernah juga pada Soeharto, Pada seorang Insinyur
pada seorang ibu dan pada seorang ulama
hingga kini titipan tinggal di tangan sang jenderal
tapi semua tertumpuk titip di arsip pabrik
kami yang jawa-jawa, batak-batak, minang-minang yang melinang seluruh Indonesia
tetap menghirup asap-asap dari kepulan-kepulan limbah di negeri kami
Tanah ini adalah tanah kami
air ini adalah air kami
negara dan seluruh isinya harusnya milik kami
Kami adalah budak-budak cina yang bertempur sesama untuk berlomba mendapatkan pekerjaan
Outsorcing kami terima juga, apa daya, sang JENDERAL TAK BERDAYA
Kami adalah budak-budak cina
yang rela menjilat ludah-ludah orang yang mengeruk saripati keperawanan negeri kami
ludah-ludah yang basi, yang tergeletak di depan kantor yang ruangannya dingin
ini bukan kantor kami, budak-budak cina
ini kantor mereka yang memperbudak kami
yang senantiasa kami bersihkan tinjanya
yang kami menunduk-nunduk berbicara padanya
Kami tak ingin jenderal sepertinya, sebab jenderal sepertinya lah yang membuat negeri penakluk ini malah terjajah Belanda
pada dunia, ia tampak gagah, berwibawa
tidak dilihatnya kami yang menatapnya sedang mengeruk-ngeruk tinja
dari tuan-tuan yang membuat kami sebagai budak-budak cina
kami melihat pabrik, ada ribuan budak-budak cina
kami melihat perumahan, ada ratusan budak-budak cina
kami melihat perkantoran ada puluhan budak-budak cina
kami melihat Indonesia, ada puluhan juta budak-budak cina
kami adalah budak-budak cina yang menjadi binatu di rumahnya sendiri
kami semua adalah budak-budak cina
kami adalah anak-anak Indonesia yang menjadi budak-budak cina
entah sampai kapan, selamanya.. Mungkin!
Open Comments
Close Comments
3 comments for "Kami Adalah Budak-budak Cina"
Good comments are very needed